Rabu, 07 April 2010

Bandar Udara Internasional Kuala Namu

Latar belakang pembangunan
Pemindahan bandara ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun 1991. Dalam kunjungan kerja ke Medan, Azwar Anas, Menteri Perhubungan saat itu, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.
Persiapan pembangunan diawali pada tahun 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga muncul momentum baru saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada September 2005 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Polonia. Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara meninggal dunia akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah lebih batasnya juga merupakan faktor direncanakannya pemindahan bandara.

Pembebasan lahan
Recana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan yang belum terselesaikan. Hingga Juni 2006, baru 1.650 hektar lahan yang telah tidak bermasalah (telah diselesaikan sejak 1994), sementara lahan yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan, namun pada November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.
Tahap-tahap pembangunan
Pembangunannya direncanakan akan dilaksanakan sepanjang tiga tahap. Tahap I dimulai pada 29 Juni 2006 dan selesai pada tahun 2009 atau paling lambat 2010. Tahap ini dibangun sendiri oleh pemerintah dengan PT. Angkasa Pura II, dengan pembagian berupa sisi darat (misalnya terminal, areal parkir) dibangun Angkasa Pura sementara sisi udara dibangun Direktorat Jenderal Udara dari Departemen Perhubungan. Dana untuk pembangunan Tahap I terdiri dari Rp. 1,3 triliun dari Angkasa Pura dan dana pinjaman sebesar Rp. 2,3 triliun sehingga jumlahnya adalah Rp. 3,6 triliun. Prasarana awal berupa pemagaran panel beton, rehabilitasi jalan, dan pembuatan pos jaga senilai Rp 6 miliar dilakukan dari November 2006 hingga Februari 2007. Pada akhir November 2006 juga diumumkan pemenang tender untuk tim perancang bandara. Dari 18 peserta, tujuh telah melewati proses prakualifikasi dan akan bersaing hingga dipilih tiga peserta terbaik, yang jumlahnya selanjutnya diciutkan lagi menjadi satu. PT. Wiratman & Associates kemudian terpilih sebagai pemenang tender perancangan bandara pada Januari 2007. Setelah itu, pemenang diberi waktu delapan bulan untuk merancang bandara (hingga Agustus 2007). Setelah proses ini selesai, tender pembangunan bandara yang diperkirakan akan berlangsung selama dua bulan akan dilaksanakan. Jika sesuai jadwal, maka pembangunan sisi darat akan dimulai pada November 2007 dan diselesaikan dalam dua tahun. Tahap II yang direncanakan dibangun bersama oleh pemerintah dan investor, akan dimulai tahun 2010.
Pengangkutan
Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Aras Kabu di Kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun Aras Kabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 km. Diperkirakan jarak tempuh dari Medan hingga Kuala Namu akan berkisar antara 16-30 menit.
Ada pula usulan pembangunan Jalan Tol Medan-Kuala Namu sebagai usaha pengembangan prasarana pengangkutan dari dan ke bandara. Namun pelaksanaan pembangunan selama periode pembangunan jalan tol tahun 2005-2010 belum dikabulkan oleh pemerintah pusat.
Luas bandara dan kapasitas
Tahap I bandara diperkirakan dapat menampung tujuh hingga 10 juta penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat pertahun, sementara setelah selesainya Tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta penumpang pertahun.
Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5 hektar dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektar dan fasilitas kargo seluas 1,3 hektar. Bandara International Kuala Namu memiliki panjang landas pacu 3.750 meter, dan sanggup didarati oleh pesawat berbadan lebar.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Selengkapnya...

Gedung Tertinggi di Dunia Burj Khalifa Dubai

Burj Khalifa (bahasa Arab untuk ‘Menara Khalifa‘), sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki).
Burj Khalifa adalah bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia. Dimulai dari melewati ketinggian Taipei 101 sebagai bangunan tertinggi di dunia pada 21 Juli 2007. Pada tanggal 12 September 2007, Burj Khalifa berhasil melewati ketinggian CN Tower sebagai struktur bebas (tanpa penyangga) tertinggi di dunia dan pada tanggal 7 April 2008 struktur tertinggi di dunia dari Menara KVLY-TV yang berada di Blanchard, North Dakota, Amerika Serikat berhasil dilewati. Struktur tertinggi yang pernah dibuat oleh manusia, Menara Radio Warsawa 645,4 m (2.120 kaki) dibuat pada 1974 (namun runtuh pada saat renovasi pada 1991) berhasil dilewati pada 1 September 2008.Negara Timur Tengah sepertinya sedang berlomba-lomba untuk menjadi negara yang ter-apapun di dunia. Setelah sebelumnya di Dubai dibangun gedung tertinggi di dunia dengan nama Burj Dubai (sekitar 828 meter), Kuwait akan “menyalip” rekor Burj Dubai dengan gedungnya yang diberi nama Burj Mubarak Al-Kabir. Gedung yang terletak di Madinat Al-Hareer rencanya akan dibangun setinggi 1.001 meter. Rencananya gedung tersebut akan selesai dalam waktu 25 tahun dengan biaya sekitar 85 miliar dollarBerikut ini daftar gedung tertinggi di dunia saat ini (termasuk yang sudah “hilang”) dan yang akan datang (belum termasuk Burj Mubarak Al-Kabir).

1. Burj Dubai di Dubai (+/- 828m) . . . . . . selesai tahun 2008
2. Freedom Tower di New York (+/- 541 m) . . . . . selesai tahun 2009
3. Taipei 101 di Taiwan (+/- 509 m) . . . . . tahun 2004
4. Shanghai World Finance Center di China (+/- 492 m) . . . tahun 2007
5. Petronas Tower di Malaysia (+/- 452 m) . . . . tahun 1998
6. Sears Tower di Chicago (+/- 442 m) . . . . tahun 1974
7. Jin Mao Tower di China (+/- 421 m) . . . . tahun 1999
8. World Trade Center di New York (+/- 417 m) . . . . tahun 1972 / 73
9. Two International Finance Center di Hongkong (+/- 415 m) . . . tahun 2003
10. Empire State Building di New York (+/- 381 m) . . . . tahun 1931

(links: Burj Mubarak al-Kabir in Kuwait will be the tallest building in the world)

Dubai yang sempat dilanda kelesuan ekonomi akan meresmikan pembukaan pencakar langit tertinggi di dunia, Senin (4/1/2010). Pencakar itu didesain dengan konstruksi canggih, berstruktur seperti jarum, serta dibangun dari beton, baja, dan kaca. Gedung ini diharapkan akan memperbaiki citra Dubai yang sempat tercoreng karena masalah utang. Emaar, perusahaan properti besar yang sebagian kepemilikannya dipegang oleh pemerintah, sekaligus pihak yang membangun pencakar langit ini, masih enggan mengatakan ketinggian persis gedung Burj Dubai. Perusahaan itu hanya mau menyatakan bahwa pencakar langit itu memiliki tinggi lebih dari 800 m, jauh lebih tinggi daripada gedung Taipei 101 di Taiwan setinggi 508 m. Menurut Bill Baker, insinyur sipil dan struktur, mitra dari Skidmoer, Owings and Merill (SOM) yang berbasis di Chicago dan merupakan perusahaan yang mendesain menara itu, gedung Burj Dubai memberikan s tandar baru bagi arsitektur pencakar langit. "Tadinya kami kira gedung ini akan lebih tinggi sedikit saja dari menara Taipei 101. Tapi Emaar terus meminta kami mempertingginya dan tadinya kami tak tahu sampai seberapa," ujarnya, "Dan semakin tinggi kami membangun, kami menemukan bahwa kami bisa membangun lebih daripada yang semula diperkirakan." Ia juga menambahkan, "Kami belajar banyak dari menara Burj Dubai. Aku perkirakan, kami bisa membangun gedung setinggi 1 km. Kami optimistis bisa lebih tinggi lagi." Pencakar langit Burj Dubai terdiri dari 160 lantai, dengan luas 330.000 meter kubik, berisi 31.400 ton baja, dan bisa dilihat dari jarak 95 km. Gedung ini dilengkapi 57 lift untuk keperluan para penghuni, 1.044 apartemen, dan memiliki 49 lantai perkantoran, dan juga hotel yang menyandang logo Giorgio Armani. Pencakar langit tersebut memiliki desain berbentuk huruf Y, rancangan arsitek Adrian Smith, untuk menyokong struktur inti menaranya, yang mengecil seiring ketinggiannya. Di bagian atas, gedung ini memiliki struktur baja dengan anak menara yang besar. Di tahap akhirnya, beton harus dinaikkan pada ketinggian 605 meter. Ini merupakan sebuah rekor dunia. Menurut George Efstathiou, salah satu mitra SOM dan manajer proyek pencakar langit itu, bentuk Y itu menjadi "dasar... dan kami memakai referensi geometri Islam dan bentuk-bentuk lengkung lancip...." Konstruksi gedung ini dimulai tahun 2004 dan telah menghabiskan biaya sekitar 1 miliar dollar AS. Konstruksinya dijalankan oleh perusahaan Konstruksi dan Ilmu Teknik Samsung dari Korea Selatan, grup BESIX dari Belgia, dan Arabtec dari Uni Emirat Arab. Pencakar langit ini adalah pusat dari pusat perbelanjaan Perkotaan Burj Dubai yang bernilai 20 miliar dollar AS, yang juga memiliki 30.000 apartemen dan Mal Dubai, yang bisa menampung 1.200 toko. Di dalamnya adalah pusat perbelanjaan indoor terbesar di dunia. Walau harga properti di Dubai telah turun lebih dari 50 persen pada tahun kemarin, para makelar mengatakan bahwa harga properti di pencakar langit ini tak turun banyak. "Saya membeli apartemen satu kamar di lantai 80 seharga 3 juta dollar AS pada tahun 2008. Dengan harga yang jatuh itu, kerugian saya besar sekali. Setidaknya perhitungan di atas kertasnya begitu," kata seorang usahawan asal Palestina. Efstathiou yakin bahwa rekor menara Burj Dubai akan bertahan 10 tahun lagi. "Kami tahu bila hari ini desain pencakar langit baru dimulai, maka pembangunannya butuh tujuh hingga 10 tahun lagi."
Diperkirakan, menara Burj Dubai adalah proyek raksasa terakhir sekelas pulau buatan Palm Jumeirah yang akan mengharumkan nama Dubai. Sementara itu, Dubai harus memulihkan perekonomian mereka terlebih dulu sebelum membangun proyek raksasa lagi. Adapun proyek-proyek lain yang sebelumnya diumumkan, kini pengeksekusiannya diragukan, antara lain Nakheel Tower (1.000 m), menara Silk City milik Kuwait (lebih dari 1.000 m), dan menara Jeddah (1.600 m) oleh biliuner Pangeran Alwaleed bin Talal. (Berita dari Kompas.com)


Selengkapnya...

Konstruksi Tahan Gempa

Menurut Ir. Davy Sukamta, Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, Indonesia telah mempunyai peraturan gempa yang modern. Dalam membuat peraturan tersebut para ahli telah mempelajari berbagai sumber dan besaran gempa yang pernah terekam, disertai kedalaman dan jenis patahan batuan. Tekhnik gempa pun sudah masuk dalam kurikulum perguruan tinggi, sayangnya para praktisi masih lambat dalam mengadopsi peraturan yang ada. Kesadaran pemilik proyek akan kualitas struktur bangunan pun belum banyak muncul. Kebanyakan dari mereka masih terlalu berkonsentrasi pada nilai ekonomi proyek dan keindahan gedung. Pengetahuan para arsitek sendiri tentang struktur tahan gempa masih sangat terbatas (sumber: Kompas).
Dari pernyataan Davy Sukamta kita bisa melihat sesuatu yang kontradiktif antara teori dan praktik di lapangan. Di satu sisi Indonesia telah memiliki peraturan gempa yang modern, tekhnik gempa pun sudah masuk dalam kurikulum, tetapi di sisi lain para praktisi masih lambat dalam mengadopsi peraturan tersebut dan masih banyak arsitek yang pengetahuannya tentang struktur tahan gempa masih sangat terbatas. Artinya, peraturan hanya tinggal peraturan, kurikulum hanya tinggal kurikulum, soal penerapannya "nggak janji deh!".
Di internet sendiri saya menemukan beberapa informasi menarik tentang struktur bangunan tahan gempa ini, salah tiganya adalah thefabricator.com, ABAG Quake Info, dan website pribadi Guru Bhagavan.
I Wayan Sengara, Kepala Pusat Disaster Mitigation ITB mengatakan bahwa sebagian bangunan di Yogyakarta dan Jawa Tengah dibangun tidak berdasarkan struktur bangunan yang tahan gempa, sehingga ketika gempa terjadi banyak yang roboh (sumber: detik.com). Saya sependapat dengan pernyataannya tersebut, tetapi saya masih punya pertanyaan lebih lanjut tentang pernyataannya itu.
"Apakah sudah ada semacam tekhnik konstruksi yang dikembangkan di Indonesia yang sudah bisa diterapkan dalam membuat bangunan yang tahan gempa? Apakah ITB atau perguruan tinggi lainnya sudah melakukan penelitian dan memiliki hasil penelitian yang langsung bisa diterapkan oleh mereka yang berkecimpung di bidang konstruksi? Apakah para tukang insinyur yang berhubungan dengan masalah konstruksi sudah benar-benar memahami desain konstruksi yang tahan gempa?"
Kalau jawaban dari semua pertanyaan itu adalah "YA", maka masalahnya menjadi cukup mudah. Pada saat membangun kembali bangunan-bangunan yang hancur akibat gempa Yogyakarta, kita dapat menerapkan konstruksi tahan gempa tersebut. Tetapi kalau jawaban dari semua pertanyaan itu adalan "TIDAK", maka itu artinya masih banyak masalah yang memang harus dibenahi.
1. Denah yang sederhana dan simetris
Penyelidikan kerusakan akibat gempa menunjukkan pentingnya denah bangunan yang sederhana dan elemen-elemen struktur penahan gaya horisontal yang simetris. Struktur seperti ini dapat menahan gaya gempa Iebih baik karena kurangnya efek torsi dan kekekuatannya yang lebih merata.
2. Bahan bangunan harus seringan mungkin
Hal ini dikarenakan besarnya beban inersia gempa adalah sebanding dengan berat bahan bangunan. Sebagai contoh penutup atap genteng diatas kuda-kuda kayu menghasilkan beban gempa horisontal sebesar 3 x beban gempa yang dihasilkan oleh penutup atap seng diatas kuda-kuda kayu. Sama halnya dengan pasangan dinding bata menghasiIkan beban gempa sebesar 15 x beban gempa yang dihasilkan oleh dinding kayu.
3. Perlunya sistim konstruksi penahan beban yang memadai
Supaya suatu bangunan dapat menahan gempa, gaya inersia gempa harus dapat disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama gaya honisontal yang kemudian memindahkan gaya-gaya ini ke pondasi dan ke tanah.
Adalah sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat kenyal. Karena, jika kekuatan elastis dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu terjadi Ieleh terlebih dulu.
Tiap-tiap bangunan harus mempunyai jalur lintasan gaya yang cukup untuk dapat menahan gaya gempa horisontal. Untuk memberikan gambaran yang jelas, disini diberikan suatu contoh rumah sederhana dengan tiga hal utama yang akan dibahas yaitu struktur atap, struktur dinding dan pondasi.
3.1. Struktur atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan beban gempa dalam arah X maka keruntuhan akan terjadi seperti ,diperlihatkan pada gambar berikut:
Sistim batang pengaku yang diperlukan diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
Jika lebar bangunan lebih besar dari lebar bangunan di mungkin diperlukan 2 atau 3 batang pengaku pada tiap-tiap ujungnya.
Dengan catatan bahwa pengaku ini harus merupakan sistim menerus sehingga semua gaya dapat dialirkan melalui batang-batang pengaku tersebut.
Gaya-gaya tersebut kemudian dialirkan ke ring balok pada ketinggian langit-langit.
Gaya-gaya dari batang pengaku dan beban tegak lurus bidang pada dinding menghasilkan momen lentur pada ring balok seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Jika panjang dinding pada arah lebar (arah pendek) lebih hesar dari 4 meter maka diperlukan batang pengaku horisontal pada sudut untuk memindahkan beban dari batang pengaku pada bidang tegak dinding daIam arah X dimana elemnen-elemen struktur yang menahan beban gempa utama.
Sekali lagi ring balok juga harus menerus sepanjang dinding dalam arah X dan arah Y
Sebagai pengganti penggunaan batang pengaku diagonal pada sudut, ada 2 (dua) alternatif yang dapat dipilih oIeh perencana;
1.Ukuran ring balok dapat diperbesar dalam arah horisontal, misalnya 15 cm menjadi 30cm atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam perhitungan. Ring bolok ini dipasang diatas dinding dalam arah X.
2.Dipakai langit-langit sebagai diafragma, misalnya plywood.
Untuk beban gempa arah Y, sistim struktur dibuat untuk mencegah ragam keruntuhan. Untuk mengalirkan gaya dari atap kepada dinding dalam arah Y, salah satu alternatif diatas dapat dipilih yaitu penggunaan batang pengaku horisontal ring balok atau memakai langit-langit sebagai diafragma.
3.2. Struktur dinding
Gaya-gaya aksiaI dalam ring balok harus ditahan oleh dinding.
Pada dinding bata gaya-gaya tersebut ditahan oleh gaya tekan diagonal yang diuraikan menjadi gaya tekan dan gaya tarik. Gaya aksiaI yang bekerja pada ring balok juga dapat menimbulkan gerakan berputar pada dinding. Putaran ini ditahan oleh berat sendiri dinding, berat atap yang bekerja diatasnya dan ikatan sloof ke pondasi.
Jika momen guling lebih besar dari momen penahannya maka panjang dinding harus diperbesar.
Kemungkinan lain untuk memperkaku dinding adalah sistim diafragma dengan menggunakan plywood, particle board atau sejenisnya, atau pengaku diagonal kayu untuk dinding bilik.
Penggunaan dinding diafragma lebih dianjurkan karena sering terjadi kesulitan untuk memperoleh sambungan ujung yang lebih pada sistim pengaku diagonal.
Beban gempa yang bekerja pada arah Y ditahan dengan cara yang sama dengan arah X
Sebagal sistem struktur utama yang mana dinding harus mampu menahan beban gempa yang searah dengan bidang dinding, dinding juga harus mampu menahan gempa dalam arah yang tegak lurus bidang dinding.
Dengan alasan ini maka dinding bata (tanpa tulangan) harus diperkuat dengan kolom praktis dengan jarak yang cukup dekat. Sebagai pengganti kolom praktis ini dapat dipakai tiang kayu.
3.3. Struktur pondasi
Struktur pondasi berperanan penting untuk memindahkan beban gempa dari dinding ke tanah.
Pertama, pondasi harus dapat menahan gaya tarik vertikal dan gaya tekan dari dinding. Ini berarti sloof menerima gaya geser dan momen lentur sebagai jalur Iintasan gaya terakhir sebelum gaya-gaya tersebut mencapai tanah.
Akhirnya sloof memindahkan gaya-gaya datar tersebut ke pada tanah yang ditahan oleh daya dukung tanah dan tekanan tanah lateral.
Rumah yang terbuat dari kayu dengan lantai kayu dan pondasi kayu seperti gambar-gambar di bawah ini memerlukan batang pengaku untuk mencegah keruntuhan.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, goncangan gempa dan cara menghitung harga pembebanan gempa untuk suatu bangunan, dapat disimpulkan bahwa :
1.Kekenyalan struktur sangat ditekankan sekali untuk mencegah keruntuhan bangunan.
2.Gaya gempa hanya dapat ditahan oleh sistem struktur yang menerus (jalur lintasan gaya yang menerus) dari puncak bangunan sampai ke tanah

Selengkapnya...